Banjir Pra dan Pasca Pemerintahan Jokowi



Banyak pihak menaruh harapan Jakarta bisa sukses saat di pimpin oleh Gubernur DKI Jakarta , Joko Widodo, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama.
Namun, tidak sedikit juga yang meragukan keduanya bisa sukses memimpin di tengah kerasnya ibu kota.

Tapi, semua keraguan itu perlahan mulai dijawab Jokowi-Basuki. Sejumlah persoalan yang sebelumnya mustahil bisa dilakukan Pemprov DKI Jakarta, ternyata sukses di tangan Jokowi-Basuki. Kondisi Waduk Pluit yang dangkal dengan deretan rumah kumuh, berhasil disulap Pemprov DKI tidak hanya menjadi tempat tampungan air yang memadai, tapi kini juga sudah seperti tempat wisata yang kini dijadikan warga untuk interaksi sosial.

Tetapi secara umum, penanganan banjir di Jakarta belum terlihat jelas. Karena untuk penanganan banjir baru dilakukan pengerukan terhadap tiga waduk saja. Padahal di Jakarta ada 42 waduk dan 14 situ yang kondisinya sudah dangkal. Selain itu, pengerukan 13 sungai yang direncanakan belum juga terealisasikan. Meski pengerukan kewenangannya ada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum, namun Pemprov DKI Jakarta juga berperan dalam pembebasan lahan dan relokasi warga.

Titik banjir di Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Joko Widodo alias Jokowi diklaim lebih sedikit daripada masa pemerintahan Fauzi Bowo alias Foke. 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menyatakan titik banjir di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menurun. Titik banjir saat ini 35 titik, sementara sebelum kepemimpinan Joko Widodo, titik banjir di Jakarta sebanyak 75 titik. Kemudian memasuki era kepemimpinan Fauzi Bowo atau Foke, titik banjir berkurang menjadi 62 titik.

Lihatlah kesungguhan dan konsistensinya dalam memperjuangkan warga Ibu Kota. Membebaskan banjir di Ibu Kota tidak semudah membalikkan tangan. Membebaskan banjir berarti memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Beri waktu Jokowi-Ahok untuk membenahi Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar