Ada Apa Dengan Bus Transjakarta Import



Pengadaan bus Transjakarta pada tahun anggaran 2013 harus dievaluasi. Pemprov DKI Jakarta harus mengubah cara pelelangan barang, bila perlu dengan melibatkan peserta lelang internasional.

Sebab, barang yang dibeli merupakan impor dan menelan anggaran cukup besar. Country Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto mengatakan, pengadaan bus oleh Pemprov DKI Jakarta merupakan impor utuh. Agar tidak dirugikan lagi, Pemprov DKI harus melibatkan peserta lelang dari luar negeri. Alasannya, peserta dari kalangan internasional biasanya telah berpengalaman dan terlibat dalam banyak pelelangan.

Selain itu, proses lelang menjadi lebih kompetitif sehingga hasil yang didapatkan pun lebih baik. Umumnya peserta lelang internasional itu membawa brand besar. Bila cara kerjanya tidak profesional, mereka pasti akan kesulitan mengikuti lelang. “Ini salah satu bentuk solusi supaya kesalahan ditemukannya bus rusak ini tidak terulang lagi,” ungkap Yoga, kemarin. Peserta lelang yang bisa berkompetisi di bidang automotif biasanya memiliki koneksi langsung ke pihak produsen mobil.

Tentunya mereka akan memiliki jaminan lanjutan ketika memenangi tender ini. Jaminan tersebut misalnya ketersediaan bengkel resmi untuk pemeliharaan, perawatan, suku cadang, dan lainnya. Sementara, peserta lelang dari dalam negeri ditengarai hanya importir. Bukan perusahaan yang memiliki hubungan penting dengan produsen dalam memproduksi armada secara langsung.

Pengadaan 310 unit bus Transjakarta dan 346 bus ukuran sedang yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta pada 2013 terdiri dalam 14 paket. Kerusakan yang ditemukan di lima unit bus Transjakarta dan 10 unit bus sedang yang digunakan untuk pelayanan bus kota terintegrasi busway (BKTB) terdapat dalam 1 paket pengadaan yang dimenangkan PT Sapta Guna.

Kerusakan tersebut diketahui saat petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta melakukan uji coba operasional bus-bus tersebut. Yoga menambahkan, solusi lain agar tidak terjadi kesalahan serupa, yakni dengan menyerahkan pembelian bus ini kepada operator. Mereka akan berusaha selektif dalam memilih produsen atau supplierpenyedia bus. Operator tentunya tidak mau asal memilih bus yang akan dipakai.

Jika asal pilih dalam membelibus, akan mengganggu stabilitas operasional pelayanan dan berimbas pada keberlanjutan bisnis mereka. Alasan memilih melibatkanoperator untuk berinvestasi dalam pengadaan bus ini karena Pemprov DKI Jakarta hanya merupakan pengguna anggaran. Sedangkan, yang lebih memahami masalah teknis adalah operator. Menurut Yoga, kasus bus Transjakarta rusak itu merupakan bentuk buruknya etika bisnis yang diterapkan pemenang tender.

Mestinya sebelum diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta, bus-bus tersebut harus sudah dipastikan kondisi siap jalan (on the road) sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Yoga juga menjelaskan, harga bus Transjakarta Rp3,7 miliar yang dibeli Pemprov DKI Jakarta dan bus yang dibeli Perum Damri sebagai salah satu operator Transjakarta seharga Rp3,35 miliar tidak dapat dijadikan patokan mahalnya harga bus. Sebab, pembelian bus itu menggunakan satuan uang dolar Amerika.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tetap akan membeli armada Transjakarta di 2014 sebanyak 1.000 unit dan 3.000 untuk bus sedang. Pengadaannya menggunakan cara elektronik atau electronic purchasing (e-purchasing). Pengadaan seperti itu dianggap lebih efektif karena tidak harus menggunakan cara lelang.

Cukup memilih spesifikasi yang terdapat dalam katalog elektronik (e-catalog) di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). ”Masih banyak juga barang automotif dari China yang bagus kok. Kita juga minta barang dari Eropa untuk ditampilkan di e-catalog itu, biar bisa memilih yang tepat,” katanya.

Hingga kini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Inspektorat DKI Jakarta. Kepala Dishub DKI Jakarta Muhammad Akbarmengatakan, pihaknya telah menyerahkan bus rusak itu ke pemenang tender untuk memperbaiki bagian rusak dan mengganti bagian yang tidak sesuai dengan spesifikasi saat lelang.””Kalau sudah diperbaiki, bus itu akan kita operasikan lagi,” ungkapnya.

0 komentar:

Posting Komentar